Jumaat, 2 Julai 2010

JAUHI DARI HASAD DENGKI, CARILAH KETENANGAN

Kebersihan, kesucian dan kelapangan hati merupakan sifat dasar seorang mukmin. Keyakinan kepada balasan dan siksa Allah serta Kehidupan akhirat membuatnya selalu berupaya mengondisikan hatinya penuh dengan sumber-sumber kebaikan dan ketakwaan. Sesungguhnyalah hati seorang mukmin yang telah ma'rifah kepada hakekat pengabdian kepada Allah selalu mengingat bahwa yang sebenarnya dimiliki adalah amalnya, bukan yang lain.

Dan untuk mendapatkan amalan yang sesuai dengan kehendak Allah haruslah memenuhi dua syarat; keikhlasan niat dan mengikuti contoh Rasulullah SAW. Mengetahui aturan syariat dapat dipelajari sedang menghadirkan niat yang ikhlas mengharuskan adanya upaya melenyapkan seluruh sumber-sumber kejahatan dalam diri.

Diantara sifat buruk manusia yang banyak merusak kehidupan adalah hasad dan dengki. Sifat inilaih yang menyebabkan syaitan, yang sebelum Adam as ada merupakan penghuni syurga, dilaknat Allah SWT. Sifat ini pula yang menyebabkan tumpahnya darah pertama di bumi milik Habil akibat hasud dan dengki yang dimiliki oleh Kabil. Rasulullah SAW bersabda: "Hasad itu melalap kebaikan sebagaimana api memakan kayu". (HR. Abu Daud dari Abu Hurairoh).

Dalam hadit yang lain Rasulullah juga menegaskan keburukan hasad dan dengki: "Ingatlah bahwa nikmat-nikmat Allah itu ada musuhnya" Seorang bertanya: "Siapa mereka itu?" Nabi menjawab: "Yaitu orang yang dengki kepada orang lain terhadap karunia yang diberikan Allah kepada mereka itu' (HR. At Tabrani).

Para ulama membagi tingkat dengki ada empat. Pertama, menginginkan lenyapnya kenikmatan dari orang lain, meskipun kenikmatan itu tidak berpindah kepada dirinya. Kedua, menginginkan lenyapnya kenikmatan dari orang lain karena dia sendiri menginginkannya. Ketiga, tidak menginginkan kenikmatan itu sendiri tapi menginginkan kenikmatan yang serupa. Jika dia gagal memperolehnya, maka dia berusaha merusak kenikmatan orang lain. Dan keempat, menginginkan kenikmatan yang serupa. Jika dia gagal memperolehnya, dia tidak menginginkan lenyapnya kenikmatan itu dari orang lain. Dan sikap yang keempat ini dibolehkan dalam urusan agama.

Dalam kehidupan ini sudah merupakan kehendak dan perencanaan Allah ada sekelompok manusia yang mendapat karunia lebih dari yang lain. Dan di balik itu semua ada hikmah yang memang telah Allah tentukan. Karena itu, sikap dan perilaku iri, dengki dan hasud hanyalah akan merusak potensi dan kekuatan seseorang. Di sisi Allah dia mendapat kebencian sedang di sisi malaikat mendapat laknat. Ketika sendirian hanya kerisauan dan duka yang menemani dan ketika sakaratul maut hanya sukar dan berat serta ketakutan yang ada. Sedang di hari kiamat mendapat malu dan siksa.

Muhammad bin Sirrin berkata: "Aku tidak pernah iri hati kepada seseorang dalam urusan dunia. Jika ia memang ahlul jannah, maka untuk apa hasud kepada orang yang bakal masuk neraka". Jadilah muslim yang memiliki kebersihan hati. Jadilah muslim yang menjadi telaga kebaikan bagi orang-orang yang membutuhkan. Dengannya, Insya Allah kita terbang menuju Allah membawa amal dan kemuliaan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan